Minggu, 04 Oktober 2009

tujuan qta

setiap dari kita menuju hal yg sama, yaitu kematian...

Sabtu, 03 Oktober 2009

Belajar dari kang Entang

Ahad, 26 juli 2009 MQ pagi


Pagi ini aa Gym di telefon oleh seorang teman lama beliau, namanya Entang
Aa mengatakan bahwa ucapan kang Entang sering aa gunakan dalam berceramah
Kang Entang ini adalah seorang yang diberikan karunia berupa ketidakmampuannya melihat (seorang tuna netra) yang beristrikan seorang yang juga tuna netra…
Beliau percaya pada Allah dan hanya bergantung pada-Nya…
Saat ditanya bagaimana cara mengasuh anaknya dengan keadaan dia dan istri yang tuna netra, dia tertawa dan mengatakan bahwa dia menyerahkan semuanya pada Allah. Dia mengatakan bahwa jangan terlalu mencintai dan mengkhawatirkan dunia…
Oh ya, kedua anak kang Entang ini bisa melihat loh! Subhanallah…
Tidak ada yang sia2 dan tidak ada kekecewaan bila kita bergantung sepenuhnya pada Allah SWT.
Allah selama ini membantu kang Entang meskipun beliau dan istri tidak bisa melihat. Selalu ada pertolongan Allah, saat anak keduanya katarak Allah memberitahukannya lewat sakit demam yang dialami anaknya tersebut. Saat berobat dokter mengatakan bahwa anaknya menderita katarak. Atas kasih sayang Allah pula kang Entang bisa mendapatkan rizki untuk mengoperasi anaknya…
Kang Entang begitu yakin akan kasih sayang Allah…
Kang Entang mempunyai usaha penerbitan al-qur’an Braille, yang setiap qur’an tersebut mempunyai berat 25 kg (kalo ga slh denger, afwan)… Subhanallah… saya ga bisa bayangin bagaimana jadinya kalau saya yang jadi tuna netra??? Berat bgt qur’annya… trus jadi malu sendiri, mereka yang tuna netra aja mau membaca kalam ilahi dengan bersusah payah, lah saya yang jelas2 masih diberi kenikmatan melihat malas tilawah…
Astaghfirullah…
Terimaksih Allah atas ilmu-Mu pagi ini yang Kau berikan lewat hamba-hamba yang mencintai-Mu dengan sepenuh jiwa…

Kamis, 01 Oktober 2009

buat ayah dan bunda dimana pun mereka berada

kalau antara suami istri tidak ada kehangatan, saling menghargai, menunjukan rasa cinta dan sayang bagaimana bisa mereka mengharapkan sifat2 itu tumbuh dalam diri anak2 mereka????